Shiny Flashy Green Matrix

Kamis, 08 September 2016

SASTRA NUSANTARA "Legenda Tongkat Putri Hijau"



Legenda-Sumatera-Karo-Desa Sukamaju.                                   Jimmy Barus, 39, Lelaki

                                                                                                            Petani

                                                                                                            Karo, Indonesia

                                                                                                            Desa Sukamaju Sibolangit

                                                                                                                 13 Maret 2016


Tongkat Putri Hijau



Dahulu kala tepatnya di Desa Sukamaju Kecamatan Sibolangit terjadi suatu peristiwa besar dan masih diyakini oleh masyarakat setempat yaitu peperangan antara Putri Hijau (anak Sultan Deli dari Kerajaan Melayu Deli) dengan seekor naga besar yang ingin menghancurkan kerajaan mereka. Hal itu terjadi karena naga ingin merebut kekuasaan kerajaan Melayu Deli. Putri hijau adalah seorang putri yang amat cantik parasnya. Kecantikannya memancarkan warna kehijauan yang berkilau dan terkenal ke berbagai pelosok negeri. Sang putri memiliki dua saudara kembar yang dipercaya adalah seekor naga bernama Ular Simangombus dan sebuah meriam bernama Meriam Puntung. Kehebatan sang putri sangat diakui dan banyak kerjaan lain yang iri terhadap kedudukan dan kebijaksanaannya. Suatu hari, kerajaan lain datang untuk menghancurkan dan menyerang Putri Hijau beserta dengan kerajaannya, namun usaha mereka sia-sia karena benteng kerajaan Melayu Deli sangat kokoh dan tidak bisa ditembus oleh musuh.

Seiring berjalannya waktu, kerajaan Melayu Deli semakin banyak menerima serangan karena banyak dendam dan sakit hati yang tak terbalaskan, termasuk penolakan lamaran dari putra kerajaan Aceh, yang dengan tegas sang putri menolak lamaran tersebut. 
Suatu hari, datanglah seekor naga besar yang ingin menghancurkan sang putri. Naga ini dikirim oleh putra kerajaan Aceh untuk melenyapkan sang putri. Peperangan dan pertikaian pun terjadi diantara keduanya, dengan tekad yang kuat sang putri mencoba melawan naga itu untuk mempertahankan kerajaan mereka. Melihat usaha dan semangat sang putri, naga menjadi sangat marah dan benar-benar ingin melenyapkan sang putri.
Perkelahian terus berlanjut sampai menyelusuri sebuah sungai yang amat deras arusnya bernama Lau Saruail berada di pedalaman desa Suka Maju Kecamatan Sibolangit. Puteri Hijau tidak takut melawan seekor naga yang besar dan ganas. Di tengah banteran Lau Saruail dengan sekuat tenaga sang puteri melawan naga dan mengeluarkan sebuah tongkat yang dibawanya dari kerajaan Melayu Deli. tongkat itu merupakan tongkat sakti dari keturunan mereka.

Sang putri pun menancapkan tongkat tersebut tepat di atas tubuh naga dengan mengucapkan sumpah “Jika ku tancapkan tongkat sakti ini kepada naga, maka terbelahlah aliran di banteran sungai ini menjadi dua bagian, agar tidak ada lagi keserakahan dan perebutan kekuasaan.” Setelah mengucapkan sumpah itu, datanglah fenomena alam. Aliran sungai pun terbelah menjadi dua bagian dan tubuh naga yang panjang menjadi pembatas diantara aliran sungai tersebut, tepatnya di tengah banteran sungai dan tongkat Putri Hijau menancap di tengah tubuh naga. Setelah kejadian itu, tidak ada lagi keserakahan, pertengkaran, dan kesalahpahaman diantara kerajaan satu dengan yang lain. Sampai sekarang tongkat putri hijau masih berada di tengah banteran Lau Saruail yang menjelma menjadi pohon yang besar dan tinggi. Masyarakat percaya bahwa tempat tersebut berpenghuni dan memiliki hal-hal mistis.

Saudara Barus mendengarkan legenda ini dari neneknya dan ibunya, sewaktu ia masih kanak-kanak ia sudah mendengar cerita ini. Anak- anak Desa Sukamaju pada umumnya mengenal legenda ini. Menurut Saudara Barus, Tongkat Putri Hijau adalah suatu tongkat sakti berukuran panjang yang memilki kekuatan. Tongkat berasal dari keturunan raja yang digunakan sang putri melawan seekor naga yang besar dan ganas. Perilaku baik dan hati yang bersih seharusnya dimiliki oleh setiap insan manusia agar tidak memiliki keirian dan keserakahan dalam suatu kekuasaan. Kedudukan seorang wanita sangat dihormati dan dihargai, karena wanita yang memiliki sosok tegar dan hebat dapat menjadi tuntunan kepada keturunannya seperti sosok Putri Hijau.

Perkataan yang sopan diterapkan oleh orang pedalaman desa sukamaju, karena perkataan menunjukkan budi maupun sifat seseorang. Tongkat Putri hijau dapat kita lihat di banteran sungai Lau Saruail di Desa Sukamaju Kecamatan Sibolangit Kabupaten Tanah Karo. Desa Sukamaju terletak di Simpang Bandar Baru kecamatan Sibolangit.

Saya Mengklasifikasikan cerita prosa rakyat ini ke dalam legenda, karena cerita ini menurut informan dipercayai oleh rakyat karo tepatnya desa sukamaju dan dianggap benar-benar pernah terjadi. Sebagai bukti mereka katakan bahwa yang menjadi pohon besar sekarang yaitu tongkat Putri Hijau itu masih dapat kita temui di banteran sungai Lau Saruail di desa Sukamaju kecamatan Sibolangit dari kota Berastagi. Informan sendiri mengakui benar-benar menyakini tongkat putri hijau tersebut yang sekarang menjadi tempat wisata karena aliran sungai lau saruail yang memilki keindahan panorama alam dan air yang memilki warna kehijauan yang sangat jernih dan dipercayai air tersebut dapat memancarkan aura yang baik untuk kehidupan. Rakyat sekitar sangat melestarikan dan menjaga baik budidaya alam dengan selalu menjaga perilaku yang baik dan etika pada adat setempat.                                                                                                    



                                                                                                                        Fahri Maulana



Mengidentifikasi unsur-unsur dari cerita legenda

“ Tongkat Putri Hijau “



Lokasi : Desa Sukamaju Kecamatan Sibolangit Kabupaten Karo

Waktu : 13 Maret 2016



1.      Tema Dari Cerita

Tema dari cerita legenda diatas adalah Kebaikan akan membawa kebahagian dan Kejahatan akan membawa kesengsaraan.


2.      Amanat

Amanat dari cerita diatas yang dapat kita pelajari dan bermanfaat 
                      - Kebaikan akan membawa nikmat dan kebahagiaan
                      - Kejahatan hanya menimbulkan iri dan dendam
              - Jadilah orang yang berbudi baik 
              - Berusahalah dengan sungguh-sungguh bukan dengan keserakaha
              - Jadilah manusia yang tegas dan bijaksana  
              - Kepribadian tercermin jika akhlak kita mulia


3.      Nilai sosial dan Budaya

Dari cerita legenda tongkat putri hijau banyak nilai sosial dan budaya yang dapat kita identifikasikan, karena masyarakat pada daerah tersebut masih sangat menghargai dan mematuhi adat istiadat setempat dan masih percaya dengan hal yang berbau mistis. Adapun nilai yang dapat kita pelajari adalah :  
- Jadilah manusia yang selalu menanamkan kebaikan dengan menjaga segala perilaku dan tindakan yang di perbuat dan jauhkan rasa keburukan dengan menunjukkan perilaku yang jahat dan tamak, yakinlah kejahatan hanya menang pada sesaat dan tidak akan membawa nikmat dan ujung dari kebahagiaan.
- Patuhilah aturan yang berlaku dengan menanamkan budi pekerti yang baik, memahami adat dan kepercayaan setempat, tanpa melannggar larangan yang telah ditetapkan, dan selalu menghargai orang lain jika kepribadian kita ingin dihargai. 
- Jagalah segala ucapan dan etika ketika di daerah lain, karena mencerminkan akhlak dan aura yang baik pada diri kita. 
- Lestarikan budaya yang ada dengan memahami norma yang ada dengan kepercayaan yang mendalam pada diri manusia tanpa membatasi hubungan dengan orang lain, dan cintailah ciptaan tuhan agar alam selalu bersahabat dengan kita.




























Tidak ada komentar:

Posting Komentar