Legenda-Sumatera-Karo-Desa
Sukamaju. Jimmy
Barus, 39, Lelaki
Petani
Karo,
Indonesia
Desa
Sukamaju Sibolangit
13 Maret 2016
Tongkat Putri
Hijau
Dahulu
kala tepatnya di Desa Sukamaju Kecamatan Sibolangit terjadi suatu peristiwa
besar dan masih diyakini oleh masyarakat setempat yaitu peperangan antara
Putri Hijau (anak Sultan Deli dari Kerajaan Melayu Deli) dengan seekor naga
besar yang ingin menghancurkan kerajaan mereka. Hal itu terjadi karena naga
ingin merebut kekuasaan kerajaan Melayu Deli. Putri hijau adalah seorang
putri yang amat cantik parasnya. Kecantikannya memancarkan warna kehijauan
yang berkilau dan terkenal ke berbagai pelosok negeri. Sang putri memiliki dua
saudara kembar yang dipercaya adalah seekor naga bernama Ular Simangombus dan
sebuah meriam bernama Meriam Puntung. Kehebatan sang putri sangat diakui dan
banyak kerjaan lain yang iri terhadap kedudukan dan kebijaksanaannya. Suatu
hari, kerajaan lain datang untuk menghancurkan dan menyerang Putri Hijau
beserta dengan kerajaannya, namun usaha mereka sia-sia karena benteng kerajaan
Melayu Deli sangat kokoh dan tidak bisa ditembus oleh musuh.
Seiring
berjalannya waktu, kerajaan Melayu Deli semakin banyak menerima serangan karena
banyak dendam dan sakit hati yang tak terbalaskan, termasuk penolakan lamaran
dari putra kerajaan Aceh, yang dengan tegas sang putri menolak lamaran
tersebut.
Suatu hari, datanglah seekor naga besar yang ingin menghancurkan sang
putri. Naga ini dikirim oleh putra kerajaan Aceh untuk melenyapkan sang putri. Peperangan dan pertikaian pun terjadi diantara keduanya, dengan tekad
yang kuat sang putri mencoba melawan naga itu untuk mempertahankan kerajaan
mereka. Melihat usaha dan semangat sang putri, naga menjadi sangat marah dan benar-benar ingin
melenyapkan sang putri.
Perkelahian
terus berlanjut sampai menyelusuri sebuah sungai yang amat deras arusnya
bernama Lau Saruail berada di pedalaman desa Suka Maju Kecamatan Sibolangit.
Puteri Hijau tidak takut melawan seekor naga yang besar dan ganas. Di tengah banteran Lau Saruail dengan sekuat tenaga sang puteri
melawan naga dan mengeluarkan sebuah tongkat yang dibawanya dari kerajaan Melayu
Deli. tongkat itu merupakan tongkat sakti dari keturunan mereka.
Sang
putri pun menancapkan tongkat tersebut tepat di atas tubuh naga dengan
mengucapkan sumpah “Jika ku tancapkan tongkat sakti ini kepada naga, maka
terbelahlah aliran di banteran sungai ini menjadi dua bagian, agar tidak ada
lagi keserakahan dan perebutan kekuasaan.” Setelah mengucapkan sumpah itu,
datanglah fenomena alam. Aliran sungai pun terbelah menjadi dua bagian dan
tubuh naga yang panjang menjadi pembatas diantara aliran sungai tersebut, tepatnya
di tengah banteran sungai dan tongkat Putri Hijau menancap di tengah tubuh
naga. Setelah kejadian itu, tidak ada lagi keserakahan, pertengkaran, dan
kesalahpahaman diantara kerajaan satu dengan yang lain. Sampai sekarang tongkat putri hijau masih berada di tengah banteran Lau Saruail yang
menjelma menjadi pohon yang besar dan tinggi. Masyarakat percaya bahwa tempat tersebut
berpenghuni dan memiliki hal-hal mistis.
Saudara
Barus mendengarkan legenda ini dari neneknya dan ibunya, sewaktu ia masih
kanak-kanak ia sudah mendengar cerita ini. Anak- anak Desa Sukamaju pada
umumnya mengenal legenda ini. Menurut
Saudara Barus, Tongkat Putri Hijau adalah suatu tongkat sakti berukuran
panjang yang memilki kekuatan. Tongkat berasal dari keturunan raja yang
digunakan sang putri melawan seekor naga yang besar dan ganas. Perilaku baik
dan hati yang bersih seharusnya dimiliki oleh setiap insan manusia agar tidak
memiliki keirian dan keserakahan dalam suatu kekuasaan. Kedudukan seorang wanita
sangat dihormati dan dihargai, karena wanita yang memiliki sosok tegar dan
hebat dapat menjadi tuntunan kepada keturunannya seperti sosok Putri Hijau.
Perkataan yang sopan diterapkan oleh orang pedalaman desa sukamaju, karena perkataan menunjukkan budi maupun sifat seseorang. Tongkat Putri hijau dapat kita lihat di
banteran sungai Lau Saruail di Desa Sukamaju Kecamatan Sibolangit Kabupaten Tanah Karo. Desa Sukamaju terletak di Simpang Bandar Baru kecamatan Sibolangit.
Saya
Mengklasifikasikan cerita prosa rakyat ini ke dalam legenda, karena cerita ini
menurut informan dipercayai oleh rakyat karo tepatnya desa sukamaju dan
dianggap benar-benar pernah terjadi. Sebagai bukti mereka katakan bahwa yang
menjadi pohon besar sekarang yaitu tongkat Putri Hijau itu masih dapat kita
temui di banteran sungai Lau Saruail di desa Sukamaju kecamatan Sibolangit dari
kota Berastagi. Informan sendiri mengakui benar-benar menyakini tongkat putri
hijau tersebut yang sekarang menjadi tempat wisata karena aliran sungai lau
saruail yang memilki keindahan panorama alam dan air yang memilki warna
kehijauan yang sangat jernih dan dipercayai air tersebut dapat memancarkan aura
yang baik untuk kehidupan. Rakyat sekitar sangat melestarikan dan menjaga baik
budidaya alam dengan selalu menjaga perilaku yang baik dan etika pada adat
setempat.
Fahri
Maulana
Mengidentifikasi unsur-unsur dari cerita legenda
“ Tongkat Putri
Hijau “
Lokasi : Desa
Sukamaju Kecamatan Sibolangit Kabupaten Karo
Waktu : 13 Maret
2016
1.
Tema Dari Cerita
Tema dari cerita
legenda diatas adalah Kebaikan akan membawa kebahagian dan Kejahatan akan
membawa kesengsaraan.
2.
Amanat
Amanat dari
cerita diatas yang dapat kita pelajari dan bermanfaat
- Kebaikan akan membawa nikmat dan kebahagiaan
- Kejahatan hanya menimbulkan iri dan dendam
- Jadilah orang yang berbudi baik
- Berusahalah dengan sungguh-sungguh bukan dengan keserakaha
- Jadilah manusia yang tegas dan bijaksana
- Kepribadian tercermin jika akhlak kita mulia
- Jadilah orang yang berbudi baik
- Berusahalah dengan sungguh-sungguh bukan dengan keserakaha
- Jadilah manusia yang tegas dan bijaksana
- Kepribadian tercermin jika akhlak kita mulia
3.
Nilai sosial dan
Budaya
Dari cerita
legenda tongkat putri hijau banyak nilai sosial dan budaya yang dapat kita
identifikasikan, karena masyarakat pada daerah tersebut masih sangat menghargai
dan mematuhi adat istiadat setempat dan masih percaya dengan hal yang berbau
mistis. Adapun nilai yang dapat kita pelajari adalah :
- Jadilah manusia yang selalu menanamkan kebaikan dengan menjaga segala perilaku dan tindakan yang di perbuat dan jauhkan rasa keburukan dengan menunjukkan perilaku yang jahat dan tamak, yakinlah kejahatan hanya menang pada sesaat dan tidak akan membawa nikmat dan ujung dari kebahagiaan.
- Patuhilah aturan yang berlaku dengan menanamkan budi pekerti yang baik, memahami adat dan kepercayaan setempat, tanpa melannggar larangan yang telah ditetapkan, dan selalu menghargai orang lain jika kepribadian kita ingin dihargai.
- Jagalah segala ucapan dan etika ketika di daerah lain, karena mencerminkan akhlak dan aura yang baik pada diri kita.
- Lestarikan budaya yang ada dengan memahami norma yang ada dengan kepercayaan yang mendalam pada diri manusia tanpa membatasi hubungan dengan orang lain, dan cintailah ciptaan tuhan agar alam selalu bersahabat dengan kita.
- Jadilah manusia yang selalu menanamkan kebaikan dengan menjaga segala perilaku dan tindakan yang di perbuat dan jauhkan rasa keburukan dengan menunjukkan perilaku yang jahat dan tamak, yakinlah kejahatan hanya menang pada sesaat dan tidak akan membawa nikmat dan ujung dari kebahagiaan.
- Patuhilah aturan yang berlaku dengan menanamkan budi pekerti yang baik, memahami adat dan kepercayaan setempat, tanpa melannggar larangan yang telah ditetapkan, dan selalu menghargai orang lain jika kepribadian kita ingin dihargai.
- Jagalah segala ucapan dan etika ketika di daerah lain, karena mencerminkan akhlak dan aura yang baik pada diri kita.
- Lestarikan budaya yang ada dengan memahami norma yang ada dengan kepercayaan yang mendalam pada diri manusia tanpa membatasi hubungan dengan orang lain, dan cintailah ciptaan tuhan agar alam selalu bersahabat dengan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar