Shiny Flashy Green Matrix

Kamis, 08 September 2016

KASUS PROBLEMATIK BAHASA INDONESIA

KASUS PROBLEMATIK DALAM TATARAN ABREVIASI
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH 
             Morfologi merupakan cabang ilmu bahasa yang menyelidiki seluk beluk bentuk kata. Oleh karena itu, tidak heran apabila di dalamnya terdapat pembahasan mengenai abreviasi, didalam aberviasi kita akan mempelajari pemenggalan, akronim, kontraksi dan penyingkatan. Membuat klasifikasi atas bentuk-bentuk pemendekan bukan pekerjaan yang mudah, pada berbagai bentuk pemendekan  sering terjadi tumpang tindih baik yang berupa lambang huruf maupun pada singkatan akronim. Pemakaian bahasa indonesia menyimpan beratus-ratus bentuk kependekan dalam perbendaharaannya ataupun melihat hubungan antara bentuk kependekan dan kepanjangannya. Bentuk kependekan sering berasosiasi dengan kata atau frase penuh lain; karena pemakaian bahasa ingin membentuk kependekan yang mirif sekurang-kurangnya dalam bunyi, dengan bentuk lain, supaya maknanya pun mirip. Misalnya, Gestapu (Gerakan September Tigapuluh), dihubungkan dengan Gestapo; atau Wasalam (Wawasan Almamate), Patok (4 Oktober), dan benci (benar-benar cinta) yang  “enak” didengar. Penghindaran asosiasi dengan kependekan lain atau dengan leksem lain juga sering menjadi pertimbangan dalam penciptaan suatu kependekan. Contoh lain : untuk pembatu rektor diciptakan akronim purek dan dihindari singkatan PR, karena singkatan ini dipergunakan pula untuk Pemuda Rakyat, sebuah Organisasi Komunis. Dalam prakteknya, asosiasi itu─atau lebih tepat faktor pragmatis─lebih menentukan ujud kependekan daripada kaidah atau sistematik fonotaktif atau fonologis yang oleh para puris dituntut agar diikuti dalam pembentukan kependekan apa pun.
     Untuk lebih memahami masalah tersebut, tidak ada salahnya jika kita mencoba memahaminya secara lebih mendalam. Dalam makalah ini akan dibahas abreviasi yang ditemui dalam bahasa Indonesia. Semoga makalah ini mampu memberikan sedikit pemahaman tentang abreviasi.

B.     RUMUSAN MASALAH
      1.      Apakah pengertian abreviasi?
      2.      Apakah jenis-jenis abreviasi?
      3.      Bagaimana proses dalam abreviasi?

C.    TUJUAN MASALAH
      1.      Untuk mengetahui pengertian abreviasi.
      2.      Untuk mengetahui jenis-jenis abreviasi.
      3.      Untuk mengetahui proses abreviasi.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN ABREVIASI
Abreviasi berasal dari bahasa Latin brevis, yang berarti "pendek" merupakan proses morfologis berupa penanggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga terjadi bentuk baru yang berstatus kata. Abreviasi menyangkut penyingkatan, pemenggalan, akronimi, kontraksi, dan lambang huruf.
Abreviasi merupakan proses penanggalan satu atau beberapa bagian kata atau kombinasi kata sehingga jadilah bentuk baru. Kata lain abreviasi ialah pemendekan. Hasil proses abreviasi disebut kependekan. Bentuk kependekan dalam bahasa Indonesia muncul karena terdesak oleh kebutuhan untuk berbahasa secara praktis dan cepat. Kebutuhan ini paling terasa di bidang teknis, seperti cabang cabang ilmu, kepanduan, dan angkatan bersenjata.

B.     JENIS-JENIS ABREVIASI
Dari beberapa pendapat di atas, maka di bawah ini akan dijelaskan mengenai jenis abreviasi yang terdiri dari singkatan, akronim, kontraksi, penggalan, dan lambang huruf.
      a.      Singkatan
Singkatan merupakan salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang cara membacanya dieja huruf demi huruf maupun yang tidak (Kridalaksana, 2007:162). Menurut Pusat Bahasa (2005:32) singkatan merupakan bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari satu huruf atau lebih.
      b.      Penggalan
Menurut Kridalaksana (2007:162) penggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari kata. 
      c.       Akronim
Akronim menurut Kridalaksana (2007:162) merupakan proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah.
      d.      Kontraksi
Kontraksi menurut Kridalaksana (2007:162-163) yaitu proses pemendekan yang meringkaskan kata dasar atau gabungan kata.
      e.       Lambang Huruf
Lambang huruf menurut Kridalaksana (2007:163) yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih yang menggambarkan konsep dasar kuantitas, satuan atau unsur.

C.    PROSES ABREVIASI
       Menurut Kridalaksana (1996:165-169) singkatan terjadi karena proses sebagai berikut.

      a.      Singkatan
          1.      Pengekalan Huruf Pertama Tiap Komponen. Contoh:
       H = Haji
     AA = Asia-Afrika
      RS = Rumah Sakit.
          2.      Pengekalan Huruf Pertama dengan Pelesapan Konjungsi, Preposisi Reduplikasi,
                dan Artikulasi Kata. Contoh:
                    ABKJ = Akademi Bahasa dan Kebudayaan Jepang.
          3.      Pengekalan Huruf Pertama dengan Bilangan Berulang. Contoh sebagai berikut.       
                       3D = Dilihat, Diraba, Diterawang.
          4.      Pengekalan Dua Huruf Pertama dari Kata. Bentuk yang sesuai, seperti: 
                       Ny = nyonya, Wa = Wakil.
          5.      Pengekalan Tiga Huruf Pertama dari Sebuah Kata. Contoh: Okt = Oktober.
          6.      Pengekalan Empat Huruf Pertama dari Suatu Kata. Bentuk yang sesuai, seperti:
                    sekr = sekretaris, Sept = September.
          7.      Pengekalan Huruf Pertama dan Huruf Terakhir Kata. Ada pun contoh sebagai berikut.  
                        Ir = Insinyur.
          8.      Pengekalan Huruf Pertama dan Huruf Ketiga. Contoh:
                     Gn = Gunung.
          9.      Pengekalan Huruf Pertama dan Terakhir dari Suku Kata Pertama dan Huruf 
                Pertama dari Suku Kata Kedua. Ada pun contoh sebagai berikut. Kpt = Kapten.
        10.      Pengekalan Huruf Pertama Kata Pertama dan Huruf Pertama Kata Kedua dari 
                gabungan Kata. Bentuk yang sesuai, seperti VW = Volkswagen.
        11.      Pengekalan Huruf Pertama dan Diftong Terakhir dari Kata. Contoh:
                     Sei =  sungai (bahasa daerah Medan).
        12.     Pengekalan Dua Huruf Pertama dari Kata Pertama dan Huruf Pertama Kata Kedua 
               dalam Suatu Gabungan Kata. Ada pun contoh sebagai berikut. Swt = Swatantra.
        13.   Pengekalan Huruf Pertama Suku Kata Pertama dan Huruf Pertama dan Terakhir Suku 
               Kata Kedua dari Suatu Kata. Bentuk yang sesuai sebagai berikut.
             Bdg = Bandung
               tgl = tanggal.
        14.    Pengekalan Huruf Pertama dari Tiap Suku Kata. Sebagai contoh. hlm = halaman.
        15.    Pengekalan Huruf Pertama dan Huruf Keempat dari Suatu Kata. DO = depot.
        16.    Pengekalan Huruf yang Tidak Beraturan. Kam = keamanan.

      b.      Penggalan
      Ada enam cara pembentukan penggalan, yaitu sebagai berikut.
           1.      Penggalan Suku Kata Pertama dari Suatu Kata. Bentuk yang sesuai sebagai berikut.  
                    Dok = Dokter.
           2.     Pengekalan Suku Terakhir Suatu Kata. Bentuk yang sesuai sebagai berikut. 
                    Pak = bapak.
           3.      Pengekalan Tiga Huruf Pertama dari Suatu Kata. Bentuk yang sesuai sebagai berikut. 
                    Dep = Departemen. 
           4.      Pengekalan Empat Huruf Pertama dari Suatu Kata. Bentuk yang sesuai 
                 sebagai berikut. Prof = Profesor.
           5.      Pengekalan Kata Terakhir dari Suatu Frasa. Bentuk yang sesuai sebagai berikut.  
                   ekspres = kereta api ekspres.
           6.      Pelesapan Sebagian Kata. Bentuk yang sesuai sebagai berikut.
                  bahwa sesungguhnya = bahwasanya.

      c.       Akronim
       Menurut Kridalaksana, ada 16 bentuk akronim, yaitu:
1.      Pengekalan suku pertama dari tiap komponen. Misalnya: KOMDIS = Komando Distrik.
2.      Pengekalan suku pertama komponen pertama dan pengekalan kata seutuhnya. 
      Misalnya: angair = angkutan air.
3.      Pengekalan suku kata terakhir dari tiap komponen. Misalnya: Menwa = Resimen Mahasiswa.
4.      Pengekalan suku pertama dari komponen pertama dan kedua serta huruf pertama dari 
      komponen selanjutnya. Misalnya: MABESAD = Markas Besar Angkatan Darat.
5.    Pengekalan suku pertama tiap komponen dengan pelesepan konjungsi. Misalnya: ANPUDA = Andalan Pusat dan Daerah.
6.   Pengekalan huruf pertama tiap komponen. Misalnya ABRI = Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
7.    Pengekalan huruf pertama tiap komponen frase dan pengekalan dua huruf pertama komponen terakhir. Misalnya: AIPDA = Ajun Inspektur Polisi Dua.
8.      Pengekalan dua huruf pertama tiap komponen. Misalnya: UNUD = Universitas Udayana.
9.      Pengekalan tiga huruf tiap komponen. Misalnya: KOMWIL = Komando Wilayah.
10. Pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan tiga huruf pertama komponen kedua disertai pelepasan konjungsi. Misalnya: abnon = Abang dan None.
11. Pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan ketiga serta pengekalan tiga huruf pertama komponen kedua. Misalnya: Odmilti = Oditur Militer Tinggi.
12.  Pengekalan tiga huruf pertama komponen pertama dan ketiga serta pengekalan huruf pertama komponen kedua. Misalnya: Nasakom = Nasionalis, Agama, Komunis.
13.  Pengekalan tiga huruf pertama tiap komponen serta pelepasan konjungsi. Misalnya: FALSOS = Falsafah dan Sosial.
14.  Pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan tiga huruf pertama komponen kedua.    Misalnya: JABAR = Jawa Barat.
15.  Pengekalan empat huruf pertama tiap komponen disertai pelepasan konjungsi. Misalnya:          Agitprop = Agitasi dan Propaganda.
16.  Pengekalan berbagai huruf dan suku kata yang sukar dirumuskan. Misalnya: 
      UNJANI = Universitas Ajhamd Yani.

      d.      Kontraksi
Arti kontraksi dalam abreviasi yaitu proses pemendekan yang meringkaskan kata dasar atau gabungan kata. seperti:
a.       Tak = Tidak
b.      Sendratari = Seni Drama dan Tari
c.       Berdikari = Berdiri di atas Kaki Sendiri
d.      Rudal = Peluru Kendali
e.        Askes = Asuransi Kesehatan

      e.       Lambang Huruf
Lambang huruf menurut Kridalaksana (2007:173-177) dapat diklasifikasikan menjadi enam yaitu sebagai berikut. 
            1.      Lambang Huruf yang Menandai Bahan Kimia atau Bahan Lain.
                  a.       Pengekalan Huruf Pertama dari Kata. Bentuk yang sesuai seperti 
                           N = Nitrogen.
                  b.      Pengekalan Dua Huruf Pertama dari Kata. Bentuk yang sesuai seperti.  
                          Na = natrium.
                  c.       Pengekalan Huruf dan Bilangan yang Menyatakan Rumus Bahan Kimia. Bentuk 
                        yang sesuai seperti H2O = hydrogen dioksida.
                  d.      Pengekalan Huruf Pertama dan Ketiga. Bentuk yang sesuai seperti  
                          Mg = magnesium.
                  e.       Pengekalan Gabungan Lambang Huruf. Bentuk yang sesuai seperti:
                          NaCl = Natrium Klorida.
            2.      Lambang Huruf yang Menandai Ukuran
                  a.       Pengekalan Huruf Pertama. Bentuk yang sesuai sebagai berikut. g = gram.
                  b.      Pengekalan Huruf Pertama dari Komponen Gabungan. Bentuk yang sesuai 
                        sebagai berikut.   km = kilometer.
                  c.       Pengekalan Huruf Pertama dan Terakhir dari Komponen Pertama dan Huruf
                        Pertama Komponen Kedua. Bentuk yang sesuai sebagai berikut. 
                           dam= decameter.
                  d.     Pengekalan Huruf Pertama, Ketiga, dan Keempat. Bentuk yang sesuai sebagai 
                        berikut.   yrd = yard. 
            3.      Lambang Huruf yang Menyatakan Bilangan
Huruf-huruf yang digunakan sebagai lambang bilangan adalah I=1,V=5,X=10, L=50. 
            4.      Lambang Huruf yang Menandai Kota/Negara/Alat Angkutan.
               a.       Pengekalan Dua Huruf Pertama Ditambah Satu Huruf Pembeda. Bentuk yang 
               sesuai sebagai berikut.
                   SIN = Singapura
                  DJB = Jambi
               b.       Pengekalan Tiga Huruf Konsonan. Bentuk yang sesuai sebagai berikut.  
                        JKT= Jakarta
               c.         Lambang Huruf yang Menandai Nomor Mobil. Bentuk yang sesuai 
               sebagai berikut.
                       A = Banten
                      E = Cirebon
            5.       Lambang Huruf yang Menyatakan Uang.
Lambang huruf yang digunakan untuk menandai uang, antara lain:
        Rp = rupiah, $ = Dolar, Fr = Frenc.


f.       MASALAH DALAM ABREVIASI
1.      Cara pengucapannya harus dieja huruf demi huruf. Contohnya kata : KKN (Kuliah Kerja Nyata). Kata KKN tidak bisa diucapkan begitu saja tetapi kata KKN harus dieja huruf demi huruf.
2.      Bentuk dari abreviasi ini tidak bersistem dan berpola. Contohnya : BB, singkatan BB dapat dipakai sebagai Balai Bahasa maupun Balai Besar dan bermakna tidak jelas di kalangan orang awam.
3.      Kata yang terdapat pada abreviasi tidak baku. Contohnya : Jen yang berarti Jendral. Dalam penulisan bahasa indonesia tidak terdapat kata seperti itu.
4.      Ada beberapa orang yang salah dalam penulisan singkatan. Misalnya di papan pengumuman. 

Penulisan yang benar
Penulisan yang salah
PRAKTEK UMUM
Dr. ANDREAS ERICK H
PRAKTEK SETIAP HARI KERJA

Dr. ANDREAS ERICK H
PRAKTEK UMUM
PAGI JAM 06-O7.00
SORE “ 16.00-20.00


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Abreviasi merupakan salah satu prosede yang ada dalam bidang kajian morfologis. Abreviasi adalah pemendekan bentuk sebagai bentuk yang lengkap, bentuk singkatan tertulis sebagai pengganti kata atau frase (KBBI, 2002: 3). Abreviasi merupakan proses penanggalan satu atau beberapa bagian kata atau kombinasi kata sehingga jadilah bentuk baru. Kata lain abreviasi ialah pemendekan. Secara umum, pemendekan kata dapat dibedakan menjadi empat, yaitu singkatan, akronim dan kontraksi, penggalan, dan lambing huruf.

B.     SARAN
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang telah mempelajari makalah ini, agar kelak di kemudian hari penulis dapat lebih baik lagi dan kesalahan-kesalahan dalam penulisan makalah insya Allah tidak akan terulang lagi.






DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
2008. Morfologi Bahasa Indonesia (pendekatan proses). Jakarta:
Rineka Cipta.
Kridalaksana, Harimurti. 2007. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar