KASUS PROBLEMATIK
DALAM TATARAN ABREVIASI
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Morfologi
merupakan cabang ilmu bahasa yang menyelidiki seluk beluk bentuk kata. Oleh
karena itu, tidak heran apabila di dalamnya terdapat pembahasan mengenai
abreviasi, didalam aberviasi kita akan mempelajari pemenggalan, akronim,
kontraksi dan penyingkatan. Membuat klasifikasi atas bentuk-bentuk pemendekan bukan
pekerjaan yang mudah, pada berbagai bentuk pemendekan sering terjadi tumpang tindih baik yang
berupa lambang huruf maupun pada singkatan akronim. Pemakaian
bahasa indonesia menyimpan beratus-ratus bentuk kependekan dalam perbendaharaannya
ataupun melihat hubungan antara bentuk kependekan dan kepanjangannya. Bentuk
kependekan sering berasosiasi dengan kata atau frase penuh lain; karena
pemakaian bahasa ingin membentuk kependekan yang mirif sekurang-kurangnya dalam
bunyi, dengan bentuk lain, supaya maknanya pun mirip. Misalnya, Gestapu (Gerakan September Tigapuluh),
dihubungkan dengan Gestapo; atau Wasalam (Wawasan Almamate), Patok (4 Oktober), dan benci (benar-benar cinta) yang “enak” didengar. Penghindaran
asosiasi dengan kependekan lain atau dengan leksem lain juga sering menjadi
pertimbangan dalam penciptaan suatu kependekan. Contoh lain : untuk pembatu rektor diciptakan akronim purek dan dihindari singkatan PR, karena singkatan ini dipergunakan
pula untuk Pemuda Rakyat, sebuah
Organisasi Komunis.
Dalam
prakteknya, asosiasi itu─atau lebih tepat faktor pragmatis─lebih menentukan
ujud kependekan daripada kaidah atau sistematik fonotaktif atau fonologis yang
oleh para puris dituntut agar diikuti dalam pembentukan kependekan apa pun.
Untuk lebih
memahami masalah tersebut, tidak ada salahnya jika kita mencoba memahaminya
secara lebih mendalam. Dalam makalah ini akan dibahas abreviasi yang ditemui
dalam bahasa Indonesia. Semoga makalah ini mampu memberikan sedikit pemahaman
tentang abreviasi.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apakah
pengertian abreviasi?
2. Apakah
jenis-jenis abreviasi?
3. Bagaimana
proses dalam abreviasi?
C.
TUJUAN
MASALAH
1. Untuk
mengetahui pengertian abreviasi.
2. Untuk
mengetahui jenis-jenis abreviasi.
3. Untuk
mengetahui proses abreviasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
ABREVIASI
Abreviasi berasal dari bahasa Latin
brevis, yang berarti "pendek" merupakan proses morfologis berupa
penanggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga
terjadi bentuk baru yang berstatus kata. Abreviasi menyangkut penyingkatan,
pemenggalan, akronimi, kontraksi, dan lambang huruf.
Abreviasi merupakan proses
penanggalan satu atau beberapa bagian kata atau kombinasi kata sehingga jadilah
bentuk baru. Kata lain abreviasi ialah pemendekan. Hasil proses abreviasi
disebut kependekan. Bentuk kependekan dalam bahasa Indonesia muncul karena
terdesak oleh kebutuhan untuk berbahasa secara praktis dan cepat. Kebutuhan ini
paling terasa di bidang teknis, seperti cabang cabang ilmu, kepanduan, dan
angkatan bersenjata.
B.
JENIS-JENIS ABREVIASI
Dari
beberapa pendapat di atas, maka di bawah ini akan dijelaskan mengenai jenis
abreviasi yang terdiri dari singkatan, akronim, kontraksi, penggalan, dan
lambang huruf.
a.
Singkatan
Singkatan
merupakan salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan
huruf, baik yang cara membacanya dieja huruf demi huruf maupun yang tidak
(Kridalaksana, 2007:162). Menurut Pusat Bahasa (2005:32) singkatan merupakan
bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari satu huruf atau lebih.
b.
Penggalan
Menurut Kridalaksana
(2007:162) penggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari kata.
c.
Akronim
Akronim menurut Kridalaksana
(2007:162) merupakan proses pemendekan
yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah
kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah.
d.
Kontraksi
Kontraksi menurut
Kridalaksana (2007:162-163) yaitu proses pemendekan yang meringkaskan kata dasar atau gabungan kata.
e.
Lambang
Huruf
Lambang huruf menurut
Kridalaksana (2007:163) yaitu proses pemendekan
yang menghasilkan satu huruf atau lebih yang menggambarkan konsep dasar kuantitas, satuan atau unsur.
C.
PROSES
ABREVIASI
Menurut Kridalaksana
(1996:165-169) singkatan terjadi karena proses sebagai berikut.
a.
Singkatan
1. Pengekalan
Huruf Pertama Tiap Komponen. Contoh:
H = Haji
AA = Asia-Afrika
RS = Rumah Sakit.
2.
Pengekalan Huruf Pertama dengan
Pelesapan Konjungsi, Preposisi Reduplikasi,
dan Artikulasi Kata. Contoh:
ABKJ = Akademi Bahasa dan Kebudayaan Jepang.
3.
Pengekalan Huruf Pertama dengan Bilangan
Berulang. Contoh sebagai berikut.
3D = Dilihat, Diraba,
Diterawang.
4.
Pengekalan Dua Huruf Pertama dari Kata.
Bentuk yang sesuai, seperti:
Ny = nyonya, Wa = Wakil.
5.
Pengekalan Tiga Huruf Pertama dari
Sebuah Kata. Contoh: Okt = Oktober.
6.
Pengekalan Empat Huruf Pertama dari
Suatu Kata. Bentuk yang sesuai, seperti:
sekr = sekretaris, Sept = September.
7.
Pengekalan Huruf Pertama dan Huruf
Terakhir Kata. Ada pun contoh sebagai berikut.
Ir = Insinyur.
8.
Pengekalan Huruf Pertama dan Huruf
Ketiga. Contoh:
Gn = Gunung.
9.
Pengekalan Huruf Pertama dan Terakhir
dari Suku Kata Pertama dan Huruf
Pertama dari Suku Kata Kedua. Ada pun contoh
sebagai berikut. Kpt = Kapten.
10. Pengekalan
Huruf Pertama Kata Pertama dan Huruf Pertama Kata Kedua dari
gabungan Kata. Bentuk yang sesuai, seperti VW = Volkswagen.
11. Pengekalan
Huruf Pertama dan Diftong Terakhir dari Kata. Contoh:
Sei = sungai (bahasa daerah Medan).
12. Pengekalan
Dua Huruf Pertama dari Kata Pertama dan Huruf Pertama Kata Kedua
dalam Suatu Gabungan Kata. Ada pun contoh sebagai berikut. Swt = Swatantra.
13. Pengekalan
Huruf Pertama Suku Kata Pertama dan Huruf Pertama dan Terakhir Suku
Kata Kedua dari Suatu Kata. Bentuk yang sesuai sebagai berikut.
Bdg = Bandung
tgl = tanggal.
14. Pengekalan
Huruf Pertama dari Tiap Suku Kata. Sebagai contoh. hlm = halaman.
15. Pengekalan
Huruf Pertama dan Huruf Keempat dari Suatu Kata. DO = depot.
16. Pengekalan
Huruf yang Tidak Beraturan. Kam = keamanan.
b. Penggalan
Ada enam cara
pembentukan penggalan, yaitu sebagai berikut.
1. Penggalan
Suku Kata Pertama dari Suatu Kata. Bentuk yang sesuai sebagai berikut.
Dok =
Dokter.
2. Pengekalan Suku Terakhir Suatu Kata. Bentuk
yang sesuai sebagai berikut.
Pak = bapak.
3. Pengekalan
Tiga Huruf Pertama dari Suatu Kata. Bentuk yang sesuai sebagai berikut.
Dep =
Departemen.
4. Pengekalan
Empat Huruf Pertama dari Suatu Kata. Bentuk yang sesuai
sebagai berikut. Prof =
Profesor.
5. Pengekalan
Kata Terakhir dari Suatu Frasa. Bentuk yang sesuai sebagai berikut.
ekspres = kereta
api ekspres.
6. Pelesapan
Sebagian Kata. Bentuk yang sesuai sebagai berikut.
bahwa sesungguhnya =
bahwasanya.
c. Akronim
Menurut Kridalaksana,
ada 16 bentuk akronim, yaitu:
1. Pengekalan suku pertama dari tiap komponen. Misalnya: KOMDIS
= Komando Distrik.
2. Pengekalan suku pertama komponen
pertama dan pengekalan kata seutuhnya.
Misalnya: angair = angkutan air.
3. Pengekalan suku kata terakhir dari
tiap komponen. Misalnya: Menwa = Resimen Mahasiswa.
4. Pengekalan suku pertama dari
komponen pertama dan kedua serta huruf pertama dari
komponen selanjutnya.
Misalnya: MABESAD = Markas Besar Angkatan Darat.
5. Pengekalan suku pertama tiap
komponen dengan pelesepan konjungsi. Misalnya: ANPUDA = Andalan Pusat dan
Daerah.
6. Pengekalan huruf pertama tiap
komponen. Misalnya ABRI = Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
7. Pengekalan huruf pertama tiap
komponen frase dan pengekalan dua huruf pertama komponen terakhir. Misalnya:
AIPDA = Ajun Inspektur Polisi Dua.
8. Pengekalan dua huruf pertama tiap komponen. Misalnya: UNUD =
Universitas Udayana.
9. Pengekalan tiga huruf tiap komponen.
Misalnya: KOMWIL = Komando Wilayah.
10. Pengekalan dua huruf pertama
komponen pertama dan tiga huruf pertama komponen kedua disertai pelepasan
konjungsi. Misalnya: abnon = Abang dan None.
11. Pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan ketiga
serta pengekalan tiga huruf pertama komponen kedua. Misalnya: Odmilti = Oditur
Militer Tinggi.
12. Pengekalan tiga huruf pertama
komponen pertama dan ketiga serta pengekalan huruf pertama komponen kedua.
Misalnya: Nasakom = Nasionalis, Agama, Komunis.
13. Pengekalan tiga huruf pertama tiap
komponen serta pelepasan konjungsi. Misalnya: FALSOS = Falsafah dan Sosial.
14. Pengekalan dua huruf pertama
komponen pertama dan tiga huruf pertama komponen kedua. Misalnya: JABAR = Jawa
Barat.
15. Pengekalan empat huruf pertama tiap
komponen disertai pelepasan konjungsi. Misalnya: Agitprop = Agitasi dan
Propaganda.
16. Pengekalan berbagai huruf dan suku
kata yang sukar dirumuskan. Misalnya:
UNJANI = Universitas Ajhamd Yani.
UNJANI = Universitas Ajhamd Yani.
d. Kontraksi
Arti kontraksi dalam abreviasi yaitu proses pemendekan yang
meringkaskan kata dasar atau gabungan kata. seperti:
a. Tak = Tidak
b. Sendratari = Seni Drama dan Tari
c. Berdikari = Berdiri di atas Kaki
Sendiri
d. Rudal = Peluru Kendali
e. Askes = Asuransi Kesehatan
e.
Lambang
Huruf
Lambang huruf menurut
Kridalaksana (2007:173-177) dapat diklasifikasikan
menjadi enam yaitu sebagai berikut.
1.
Lambang
Huruf yang Menandai Bahan Kimia atau Bahan Lain.
a. Pengekalan
Huruf Pertama dari Kata. Bentuk yang sesuai seperti
N = Nitrogen.
b. Pengekalan
Dua Huruf Pertama dari Kata. Bentuk yang sesuai seperti.
Na = natrium.
c. Pengekalan
Huruf dan Bilangan yang Menyatakan Rumus Bahan Kimia. Bentuk
yang sesuai
seperti H2O = hydrogen dioksida.
d. Pengekalan
Huruf Pertama dan Ketiga. Bentuk yang sesuai seperti
Mg = magnesium.
e. Pengekalan
Gabungan Lambang Huruf. Bentuk yang sesuai seperti:
NaCl = Natrium Klorida.
2.
Lambang
Huruf yang Menandai Ukuran
a. Pengekalan
Huruf Pertama. Bentuk yang sesuai sebagai berikut. g = gram.
b. Pengekalan
Huruf Pertama dari Komponen Gabungan. Bentuk yang sesuai
sebagai berikut. km
= kilometer.
c. Pengekalan
Huruf Pertama dan Terakhir dari Komponen Pertama dan Huruf
Pertama Komponen
Kedua. Bentuk yang sesuai sebagai berikut.
dam= decameter.
d. Pengekalan Huruf Pertama, Ketiga, dan Keempat.
Bentuk yang sesuai sebagai
berikut. yrd = yard.
3.
Lambang
Huruf yang Menyatakan Bilangan
Huruf-huruf yang
digunakan sebagai lambang bilangan adalah I=1,V=5,X=10, L=50.
4. Lambang Huruf yang Menandai
Kota/Negara/Alat Angkutan.
a.
Pengekalan Dua Huruf Pertama Ditambah
Satu Huruf Pembeda. Bentuk yang
sesuai sebagai berikut.
sesuai sebagai berikut.
SIN = Singapura
DJB = Jambi
b.
Pengekalan Tiga Huruf Konsonan. Bentuk yang
sesuai sebagai berikut.
JKT= Jakarta
c.
Lambang Huruf yang Menandai Nomor Mobil.
Bentuk yang sesuai
sebagai berikut.
sebagai berikut.
A = Banten
E = Cirebon
5. Lambang Huruf yang Menyatakan Uang.
Lambang huruf yang
digunakan untuk menandai uang, antara lain:
Rp = rupiah, $ = Dolar, Fr = Frenc.
f. MASALAH DALAM
ABREVIASI
1. Cara pengucapannya harus dieja huruf demi huruf.
Contohnya kata : KKN (Kuliah Kerja Nyata). Kata KKN tidak bisa diucapkan
begitu saja tetapi kata KKN harus dieja huruf demi huruf.
2. Bentuk dari abreviasi ini tidak bersistem dan
berpola. Contohnya : BB, singkatan BB dapat dipakai sebagai Balai Bahasa maupun
Balai Besar dan bermakna tidak jelas di kalangan orang awam.
3. Kata yang terdapat pada abreviasi tidak baku.
Contohnya : Jen yang berarti Jendral. Dalam penulisan bahasa indonesia tidak
terdapat kata seperti itu.
4. Ada beberapa orang yang salah dalam penulisan
singkatan. Misalnya di papan pengumuman.
Penulisan
yang benar
|
Penulisan
yang salah
|
PRAKTEK
UMUM
Dr. ANDREAS ERICK H
PRAKTEK
SETIAP HARI KERJA
|
Dr. ANDREAS ERICK H
PRAKTEK UMUM
PAGI JAM 06-O7.00
SORE “ 16.00-20.00
|
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Abreviasi merupakan salah satu prosede yang ada dalam
bidang kajian morfologis.
Abreviasi adalah pemendekan bentuk sebagai bentuk yang lengkap, bentuk
singkatan tertulis sebagai pengganti kata atau frase (KBBI, 2002: 3). Abreviasi
merupakan proses penanggalan satu atau beberapa bagian kata atau kombinasi kata
sehingga jadilah bentuk baru. Kata lain abreviasi ialah pemendekan. Secara umum,
pemendekan kata dapat dibedakan menjadi empat, yaitu singkatan, akronim dan kontraksi, penggalan, dan lambing huruf.
B.
SARAN
Penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran dari berbagai pihak yang telah mempelajari makalah ini, agar kelak di
kemudian hari penulis dapat lebih baik lagi dan kesalahan-kesalahan dalam
penulisan makalah insya Allah tidak akan terulang lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia.
Jakarta: Rineka
Cipta.
2008.
Morfologi Bahasa Indonesia (pendekatan proses). Jakarta:
Rineka
Cipta.
Kridalaksana,
Harimurti. 2007. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar