Contoh Puisi
Kepulanganmu
Senjaku mulai
diselimuti awan nan hitam
Derai-derai tetesan air mulai
beralun-alun di telingaku
Hembusan tipis sang angin
mencecap menggelitik raga dengan manja
Jelas saja hanya ada aku dan kesendirianku
Kulihat di penghujung sana
Raga yang tak asing bagiku
Sepasang mata yang ku rindu menyapa
Sepasang mata yang hati ini pun
tak dapat mengartikannya
Terukir lagi senyum itu
Senyum yang pernah hilang di telan waktu
Senyum yang tenggelam di telan duka
Janji senja
Kau dan aku..
Aku dan kau..
Derai-derai tetesan air mulai
beralun-alun di telingaku
Hembusan tipis sang angin
mencecap menggelitik raga dengan manja
Jelas saja hanya ada aku dan kesendirianku
Kulihat di penghujung sana
Raga yang tak asing bagiku
Sepasang mata yang ku rindu menyapa
Sepasang mata yang hati ini pun
tak dapat mengartikannya
Terukir lagi senyum itu
Senyum yang pernah hilang di telan waktu
Senyum yang tenggelam di telan duka
Janji senja
Kau dan aku..
Aku dan kau..
Contoh Naskah Drama
JANJI
SENJA
PEMAIN
:
1. IBU
2. ANAK (GADIS)
SETTING :
RUMAH
DENGAN HALAMAN DAN TEMPAT DUDUK (BANGKU PANJANG) UNTUK BERSANTAI.
LAMPU
MENYOROT HANYA DARI SEBELAH SISI PANGGUNG MENGGAMBARKAN KEADAAN SENJA.
ADEGAN 1
KALA
SENJA ITU IBU DAN ANAK GADISNYA SEPERTI BIASA DUDUK DI BANGKU PANJANG DEPAN
RUMAHNYA. MEREKA TENGAH MENATAP SENJA MENUNGGU, MENANTI SESEORANG YANG TELAH
LAMA DINANTI. SETELAH LARUT DALAM DIAM BEBERAPA SAAT, SANG ANAK MEMULAI PEMBICARAAN.
ANAK
: Ibu...Jangan kau ceritakan
lagi apa pun tentang Ayah.
IBU
: Kenapa?
ANAK
: (SAMBIL MEMANDANG KE ARAH
LANGIT SENJA) karena Ayah tak pernah datang, dan ku kira ia memang tak akan
pernah datang.
IBU
: (TENANG/DATAR) Ayahmu
berjanji akan datang saat senja.
ANAK
: (AGAK MENINGGIKAN NADA
BICARA) Sudah tak terhitung lagi jumlah senja yang kita lalui.. di sini.. tempat
ini... dari dulu waktu aku masih dalam kandungan hingga kini, namun Ayah tak
jua datang.
IBU
: (TETAP TENANG SEDIKIT
PARAU) Ayahmu lelaki yang baik. Ia akan datang, ia pasti datang menepati
janjinya.
ANAK : (TERUS MENCECAR) kenapa Ayah
berjanji akan datang saat senja? Kenapa
tidak pagi atau siang saja?
IBU
: Karena senja bukan
akhir, ia adalah permulaan sebuah hari.
ANAK
: (SEDIKIT EMOSI)
Haaaaah....Sudahlah! Aku tak mengerti maksud perkataan Ibu itu. (BERLALU MASUK
KE DALAM RUMAH)
IBU
MASIH DUDUK DI HALAMAN RUMAH MENATAP SENJA DENGAN SEJUTA HARAP YANG TERPANCAR
DARI SOROT MATANYA. SANG ANAK KELUAR LAGI DARI DALAM RUMAH DAN BERDIRI DI DEPAN
PINTU, IA MELIHAT IBUNYA YANG SEDANG DUDUK ITU SEOLAH IA AKAN MENGHAMPIRINYA
NAMUN IA URUNGKAN NIATNYA.
BARU
SAJA SANG ANAK AKAN MASUK KEMBALI KE DALAM RUMAH, IBUNYA MEMANGGIL
IBU : (SAMBIL MELAMBAIKAN TANGAN
PADA ANAKNYA) Duduklah sini!
SANG
ANAK KEMUDIAN DATANG MENGHAMPIRI IBUNYA, LALU DUDUK DI SAMPINGNYA. MEREKA
TERDIAM SEJENAK SEMBARI TETAP MENATAP KE ARAH SENJA.
IBU
: Tidak rindukah kau pada
Ayahmu?
ANAK : Rindu…Tapi itu dulu,
sekarang tidak lagi.
IBU
: (MENATAP TAJAM PADA
ANAKNYA) Kenapa?
ANAK
: (DIAM SEJENAK) Karena aku tak
lagi menganggap Senja sebagai Ayahku, bagiku dia hanyalah lelaki asing.
IBU : Kau tak yakin Ayahmu akan
datang?
ANAK
: Maaf Bu, aku bahkan tak yakin
Ayah masih ingat pada kita.
IBU
: (AGAK PARAU) Kau tak
akan bicara seperti itu saat kau dapati Ayahmu datang kala senja.
MEREKA
BERDUA SALING BERTATAPAN, MATA IBU SEOLAH-OLAH AKAN MENANGIS.
IBU
: (MEMALINGKAN MUKA) Tinggalkan
Ibu sendiri! (SAMBIL MENGUSAP AIR MATANYA)
DENGAN
LANGKAH BERAT SANG ANAK MELANGKAH MASUK KE DALAM RUMAH.
(LAMPU
MATI)
ADEGAN 2
IBU
DUDUK SEPERTI BIASA DI DEPAN RUMAH, TETAP SEMBARI MENATAP SENJA. DARI ARAH LUAR
ANAKNYA DATANG DENGAN PAKAIAN RAPI, LALU
DUDUK DI SAMPING IBUNYA.
ANAK
: Aku diterima bekerja di
sebuah perusahaan di kota. Aku berencana akan tinggal disana, dan ku harap Ibu
mau ikut bersamaku tinggal di kota.
IBU
: Ibu masih ingin menunggu
Ayahmu di sini, di rumah ini setiap senja.
ANAK : Dimanapun itu kita
akan tetap menikmati senja yang sama.
(IBU
TERDIAM SEMBARI TERSENYUM DAN TETAP MENATAP KE ARAH SENJA)
ANAK
: Ibu bisa menikmati senja
bersamaku. (MENCOBA MEMBUJUK)
IBU
: Ibu hanya ingin menunggu
Ayahmu disini, di rumah ini.
ANAK
: (BERDIRI, KEMUDIAN MELANGAKAH
SEDIKIT MAJU DENGAN EMOSI) Mengapa Ibu harus menunggunya seperti ini? Menunggu
seseorang yang tak jelas dan tak pasti kapan ia kan kembali. Dia sudah lupa
dengan kita, dan ku pikir ia memang sudah lupa dengan kita. Coba ibu pikirkan,
sedari dulu waktu aku masih dalam kandungan hingga kini aku dewasa, sudah
bertahun-tahun lamanya ia tak pernah kembali ke rumah ini. Bahkan aku sendiri
tak pernah tau wajahnya (DIAM SEJENAK). Ku pikir sebaiknya Ibu menikah lagi dan
melupakan lelaki tidak bertanggung jawab itu.
IBU : (MARAH, LALU BERIDIRI
MENDEKATI ANAKNYA DAN MEMBENTAK) Pakai otakmu...!!!!
(BERBALIK
MENINGGALKAN ANAKNYA SAMBIL MENANGIS MASUK KE DALAM
RUMAH)
SANG
ANAK KAGET TERHERAN-HERAN DENGAN APA YANG DIKATAKAN IBUNYA, KEMUDIAN IA DUDUK
DENGAN GELISAH MENUNGGU IBUNYA KELUAR.
(LAMPU
REDUP FOKUS PADA ANAK)
ANAK : Ya Tuhan... Apa yang barusan aku
katakan. Aku tak seharusnya berkata itu pada ibu. Ibu maafkan aku. (SEDIKIT
MENANGIS)
SESAAT
KEMUDIAN IBU KELUAR DAN BERDIRI DI DEPAN PINTU MELIHAT ANAKNYA.
ANAK : (BERLARI MENDEKATI IBUNYA LALU
MEMELUKNYA) Ibu maafkan aku...!!! (SAMBILMENANGIS DALAM PELUKAN IBU)
IBU : (MELEPAS PELUKANNYA DAN
DENGAN TANGANNYA MEMEGANG DAGU MENGANGKAT WAJAH ANAKNYA) Ayahmu terlalu bersih.
Ibu tidak mungkin bisa menggantikannya dengan orang lain. (DIAM SEJENAK SALING
BERPANDANGAN) Jangan lagi berpikir untuk mencari orang lain sebagai pengganti
Ayahmu. Karena Ibu yakin Ayahmu akan datang pada suatu senja.
SANG
ANAK MENGANGGUK PERLAHAN KEMUDIAN KEMBALI MEMELUK IBUNYA.
(LAMPU
PERLAHAN MATI)
ADEGAN 3
SUDAH
2 TAHUN BERLALU, SANG ANAK TINGGAL DAN BEKERJA DI KOTA, IA PULANG HANYA
SESEKALI MENJENGUK IBUNYA. SORE ITU SEPERTI BIASA, IBU TETAP DUDUK DI DEPAN
RUMAH MENATAP SENJA. SANG ANAK DATANG DARI ARAH LUAR MEMBAWA MENGHAMPIRI
IBUNYA. IA LALU DUDUK BERDERET MENATAP SENJA BERSAMA IBUNYA. SETELAH BEBERAPA
SAAT DALAM KEBISUAN, SANG ANAK MEMECAH KEHENINGAN.
ANAK : Ibu… aku kan sudah
bekerja, aku pun sudah dewasa..bukan remaja lagi.
IBU : Lalu?
ANAK : Aku…ingin menikah
IBU : Sudah ada yang melamarmu?
Siapa?
ANAK : Seseorang yang sudah cukup lama ku
kenal. Dewasa, bertanggung jawab, dan kurasa dia mencintaiku.
IBU
HANYA TERDIAM TIDAK MENANGGAPI
ANAK : Aku berharap ibu
memberi restu untukku.
IBU
MASIH TERDIAM, SANG ANAK PUN KEMBALI
MEMALINGKAN WAJAHNYA KE ARAH SENJA SEMBARI MEMAINKAN UJUNG BAJUNYA DAN
JEMARINYA.
IBU : Ibu akan merestuimu. Tapi..
kau juga harus meminta restu pada senja.. Ayahmu.
SANG
ANAK MELONGO TERHERAN-HERAN.
IBU : Tinggallah dulu disini
beberapa waktu. Ayahmu pasti akan datang. Ibu yakin.
MEREKA
BERDUA TERDIAM, SANG ANAK MASIH DALAM KEBINGUNGAN AKAN SIKAP IBUNYA. (LAMPU
MATI)
ADEGAN 5
IBU
MASIH DUDUK DI DEPAN RUMAHNYA SORE ITU, MENATAP SENJA. SANG ANAK KELUAR DARI
DALAM RUMAH DENGAN PAKAIAN YANG SUDAH RAPI.
IBU : Kau mau kemana?
ANAK : Aku mau pergi. Dia
sudah menungguku.
IBU : Kau tak mau menunggu ayahmu?
ANAK : Ayah mana yang harus kutunggu?
Sudah berhari-hari aku disini, tapi ia tak jua datang. Sudahlah Bu, jika ia
memang datang aku tak mau mengenalinya sebagai ayahku.
IBU : Jaga ucapanmu! Maksudmu apa
mengatakan hal demikian?
ANAK : Sudah sepantasnya kan. Ayah macam
apa namanya yang tega meninggalkan anak dan istrinya begitu lama. Hingga
anaknya akan dipersunting orang pun ia tak ada.
IBU : Ayahmu tak seperti itu. Dia
laki-laki yang bertanggung-jawab.
ANAK : Ibu sudah mengatakan itu berulang
kali..Sejak dulu aku masih kecil. Tapi apa? Mana buktinya? Omong kosong.
IBU : Kau anak durhaka!
ANAK : Biarlah, tak apa aku
durhaka pada orang yang telah durhaka pada keluarganya.
IBUNYA
KEMUDIAN TERDIAM. MATANYA BERKACA-KACA, AIRMATANYA NAMPAK AKAN JANTUH. SANG
ANAK BERLALU MENINGGALKAN IBUNYA. IBU MASIH DIAM MENATAP SENJA DENGAN LINANGAN
AIR MATA.
IBU : (BERBICARA PADA SENJA) Kau
berjanji akan datang saat senja. Dan aku yakin kau akan datang. Aku yakin kau
tak akan melupakan cinta kita, melupakanku dan buah hati kita. Aku akan tetap
menunggumu, sampai senja terakhir hidupku.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar